Deutschland online bookmaker http://artbetting.de/bet365/ 100% Bonus.
Mengolah Generasi Z yang Aktif dan Kreatif Melalui Kreatifitas Motif pada Kain
"Tetaplah kreatif, teruslah aktif. Hidup indah dengan berkarya."
Kiranya sematan kalimat bijak mengenai kreatifitas, cocok untuk disematkan bagi siswa SMK Sjakhyakirti yang termasuk dalam generasi Z. Salah satu ciri generasi Z adalah kreatif dan inovatif serta senang berekspresi. Hal inilah yang menjadikan semangat awal bagi tim pengabdi untuk memilih pengabdian kreativitas motif pada siswa SMK Sjakhyakirti. Untuk mengolah generasi kreatif dan inovatif ini, maka pada tanggal 16 Mei 2025 tim pengabdi yang terdiri dari Dr Chandra Astra Terenggana, S.E., M.M (ketua); Dr. M.Y Dedi Haryanto, S.E., M.Si (anggota); Dr Retno Ika Sundari, S.E., M.Si (anggota dan narasumber); Khairunnisa, S.E., M.Si (anggota) danMicheline Rinamurti, S.E., M.Si (anggota) didampingi dua mahasiswa UKMC dari program studi Manajemen yakni Putri Adelya dan Nabila memilih model pendampingan kolaboratif. Tim pengabdi merasa model pendampingan kolaboratif cocok bagi generasi Z untuk menciptakan ruang dialog, interaksi dan keterbukaan akan suatu ide atau gagasan.
Selain itu, tim pengabdian menyadari bahwa generasi Z butuh diberi ruang bereksplorasi dan mengembangkan diri. Maka tim pengabdi hanya memberi stimulus untuk bereksplorasi dan selebihnya dikembangkan oleh peserta. Seperti yang terdapat pada gambar berikut ini, kendati mereka pada awalnya mengalami kebingungan, namun berkat kesigapan tim pengabdi, peserta dapat menerapkan motif yang ingin dibuat. Ketika narasumber memberikan contoh, dengan menggunakan dua metoda yakni metoda ikat dan metoda jepit. Peserta dengan antusias mencoba dan mencoba.
Namun sayangnya, beberapa siswa terkendala dengan teknik ikat yang kurang kuat, sehingga ketika pewarnaan terjadi, hasilnya kurang sesuai dengan yang mereka harapkan.Kendati demikian, hal ini tidak menyurutkan kegembiraan bagi peserta.
Tak hanya siswa yang tertarik, para gurupun tertarik bahkan dengan antusias dan menceritaan pengalaman kreatifitas pewarnaan sebagai salah satu contoh aplikasi dalam P5 yang dilakukan di sekolah. Kiranya program ini tidak hanya bersifat pengabdian semata namun selaras dengan kurikulum SMK yang dapat menjadi bekal bagi peserta untuk lebih mengembangkan diri dan menjadikan peluang untuk mencari rejeki.
